Senin, 18 November 2019

Perihal Kerinduan Pada Kota

Langit memang selalu setia dengan segala keadaan kita
Selalu ada kisah di setiap langit yang tertatap
Dalam birunya langit, kenangan kuat masih tetap terpancar
Ini tentangku, tentang mereka pada kota itu
Kerinduan akan hari lalu terus saja mengikutiku

Disetiap sudut kota Kalideres…
Ia menyadarkan kebersamaan meski sekarang jarak bersikeras harus memisahkan
Dibawah sang surya yang memancar,
Ada kebulan asap tipis, lalu-lalang kendaraan yang menyimpan semangat para insan manusia menjalani aktivitasnya
Setiap cerita di bangunan sekolah,
Disana tersimpan semangat berkarya para pelajar

Kalideres…
Ialah kota yang menawarkan hasrat kenyamanan
Sekolah, Rumah sakit, Pusat Perbelanjaan, Stasiun bahkan Terminal
Membungkus sebuah kenangan yang membekas
Dan ketika aku harus meninggalkan kota kecil itu,
Kesepakatan diriku untuk merindukannya pasti akan terus mengakar di hatiku

Kalideres, Jakarta Barat.
18 November 2019

Selasa, 22 Oktober 2019

Kebenaran Rasa

Ada perasaan datang dan membuatku membuka mata…
Untuk ke sekian kalinya aku ingin berhenti,
Berhenti mencari dan ku letakkan dirimu di pelabuhan terakhirku…
Kamu datang menawarkan rasa untuk ku jaga…
Ku menyambutmu dengan rasa yakinku terhadapmu…

Bagaimana mungkin aku tak jatuh cinta?

Sabarmu untukku yang kepala batu membuatku luluh kepadamu…
Mungkin bunga matahari yang kamu beri kepadaku menjadi saksi di antara kisah kita saat ini…
Kamu tak perlu lagi bertanya, nyatanya hatiku telah kamu ambil seutuhnya…
Tak perlu lagi kamu selipkan nama lain di antara perbincangan kita untuk memastikan aku akan secemburu apa terhadapmu…
Karena ku yakin, kamu tahu bagaimana aku menanggapi perihal itu…

Sayangku…
Tak usah berjanji kamu tak akan pergi…
Tapi berjanjilah, bahwa ini semua akan nyata dan bukanlah mimpi..
Pergilah semaumu,
Asal satu yang perlu kamu tahu…
Aku akan mengejar mengikutimu…

Jadilah orang baru yang selalu mengerti aku…
Jadilah pria yang menjengkelkan untukku…
Jadilah hangat dan menerangkan layaknya lampu…
Jadilah kekasih yang kepala batu…
Yang memberi tahu kepada dunia bahwa kamu hanya mau aku…
Yang menjadikanku nomor satunya bukan salah satunya…

Terus disampingku & maafkan segala kekeliruanku…
Buat seluruh perempuan bertengkar karena ingin menggantikan posisiku dihatimu…
Beri tahu dunia bahwa kamu sangat pantas untuk ku perjuangkan…
Karena kamu memang indah untuk ku kagumi tanpa butuh panjang penjelasan…

Jadikan aku satu-satunya yang melihat kekacauanmu…
Yang menjadikanmu gundah…
Yang menjadikanmu resah…
Luapkan kegagalanmu dalam pelukanku, agar hanya aku yang mengerti dirimu…

Semoga kamu bisa selalu menjadi rumah untuk segala keluh kesah…
Selama kamu menganggapku ada,
Kupastikan perjuangan kita tak akan sia-sia…
Karena sesulit apapun kamu, aku pasti akan memenangkanmu..
Aku menyayangimu Tab…

“ 22 Oktober 2019 “
Dhelandar

Rabu, 10 Juli 2019

Malam Jum’at itu..

Rasanya baru kemarin…
Baru kemarin dengan waktu yang cukup lama aku dan mereka menunggu kedatanganmu…
Aku masih mengingat kepalan tanganmu dan tanganku berjabat tangan ketika pertama kali kita berjumpa…
Aku masih menyimpan memori ketika dirimu memakai kaos berwarna hitam dengan postur tubuhmu yang lebih tinggi dibandingkan aku…
Aku masih mengingat suara pertamamu masuk ke dalam telingaku…
Rasa ingin tahuku tiba-tiba muncul ketika saat itu dirimu datang tidak tepat waktu..
Yang akhirnya kuberanikan bertanya pada satu hal :
“Rumahmu dimana? Kok lama…”
Dan dirimu menjawab begitu lembutnya tanpa bertanya balik.
Bahkan disaat malam itu pun perlahan aku tahu sedikit tentangmu..
Bahwa Jogja kota Istimewa itu adalah tempat dimana dirimu berasal…
Dan masih banyak yang kuingat perihal malam itu…

Pikirku kedekatan kita hanya sebatas acara itu..
Pikirku… ini jauh…
Tapi, nyatanya dirimu tak sejauh matahari…
Berawal perihal peperangan itu…
Kita memulai pembicaraan yang amat sangat tidak berfaedah…
Yang akhirnya,
Nyamanku sampai saat ini berhenti di kamu…
Aku tak sadar mengapa perkenalan malam jum’at yang tidak sengaja itu sukses membuatku berharap terlalu jauh pada sosok yang terlalu sempurna sepertimu…
Ahhh…
Dan aku semakin mengagumimu…

Dari lautmu yang tenang dan diam,
Aku mendoakanmu…

Jakarta, 10 Juli 2019

Selasa, 09 Juli 2019

Jadi, bagaimana?

Hal-hal baru selalu kuanggap menyebalkan karena prosesnya pasti panjang…
Dan pertemuan kita saat itu kuanggap sebuah hal baru…
Serta aku ucapkan terimakasih untuk teman kita yang tanpa kesengajaan mempertemukan kita pada saat itu…

Hadirmu membuatku teralih dari kandasnya jalinan yang hilang secara perlahan…
Sikapmu membuatku menyadarkan bahwa segala sesuatunya tidak harus semua orang tahu…
Cukup Tuhan dan diri sendiri yang tahu…
Aku mengenalmu dan cukup bahagia..
Walau kita hanya sebatas teman…

Entah…
Katamu “Jalani Saja”
Hmm…
Sejak dulu tiap kali hatiku dimenangkan seorang laki-laki , aku selalu diberi kejelasan tanpa harus meminta…
Selalu jelas bahwa dia milikku dan aku miliknya…
Dan benar katamu “Adanya kejelasan belum tentu pasti.”
Iya aku setuju…
Adanya kejelasan tak bisa dipungkiri akhirnya kekandasan bisa benar-benar terjadi bagaimana semesta bermain perannya…

Dan…
Ada hal yang ingin kutanyakan…
Katamu “Akan aku usahakan.”
Usaha untuk apa?
Untuk seperti ini dan dijalani saja?
Hmmm…
Sebenarnya kita ini apa?
Kita ini bagaimana?
Seringnya kita berkomunikasi membahas perihal hubungan itu maksudnya apa?
Aku menganggap dekat denganmu, apakah kamu mengganggap dekat denganku?


Kita…
Terlalu jauh untuk menjadi dekat..
Terlalu dekat tapi tak punya tempat..
Kita…
Saling menemukan tapi tak punya nyali untuk memulai…
Mengumpulkan banyak kata tapi tak tahu bagaimana cara merangkai…
Kita…
Ingin disatukan semesta tapi langkah pertama untuk lebih dekat pun masih ragu…
Kita…
Ingin saling menjemput, tapi kita hanya takut…
Takut apakah perasaan ini benar-benar ada atau hanya sebatas jiwa kesepian yang hanya ingin berdua..

Atas kedekatan ini, apakah ada sebuah ego yang diam-diam yang telah dikesampingkan?
Dan jika ingin kenyataan yang sesungguhnya, mengapa keadaan ini yang membuat rumit kenyataan tersebut?

Dhelandar,
09 Juli 2019

Senin, 08 Juli 2019

Pagi dan Malam

“Habis gelap terbitlah terang”
Pepatah yang selalu kuingat benar adanya…
Membicarakan gelap dan terang, ada perihal yang ingin aku ceritakan disini…

Hmmm…
Pagi dan malam yang kita rasakan sama…
Hanya saja dirimu menjadikan pagi sebagai malam dan malam sebagai pagi…
Lebih tepatnya, pagimu tertukar oleh malam…

Di getar nadiku yang pernah terluka, 
Kurasakan matahari mengulurkan tangan hangatnya lebih lama dari sebelumnya…
Entah…
Tapi, yang kurasakan begitu adanya…

Mungkin rasaku kepadamu kepala batu…
Bahkan dalam udara pagi yang basah, dalam keadaan malam yang sunyi…
Aku selalu menyapamu dengan resah…

Pagi dan malam hadir dengan kesetiaannya yang menyapa…
Dari banyaknya pagi dan malam yang ingin ku temui,
Aku hanya ingin satu yang tetap tinggal dari banyaknya wujud;
Iya aku hanya ingin dirimu…

Dan teruntuk dirimu, 
Terimakasih telah hadir memberiku jeda untuk bisa merasakan apa itu bahagia❣️

Selasa, 11 Juni 2019

Salah Arti...

Kamu rasa aku akan patah hati…
Seminggu ketika kamu memutuskan untuk pergi mungkin iya…
Tapi, lain rasanya saat ini…
Aku sedih tapi tidak sakit…

Sedih,
Kerja kerasmu merugi dan aku tetap tak peduli…
Kamu berusaha keras membuatku menyesali keputusanku,
Atas permohonan maaf mu yang berkali-kali aku abaikan…
Mungkin, 
Permohonanmu tak kan kamu pinta sekali lagi…
Karena aku menerawang bagaimana kamu memutuskan…
Berusaha membuatku iri…
Iri terhadap apa yang saat ini kamu telah genggam…

Hmmm…
Kamu berkata kepada mereka bahwa aku kehilanganmu…
Sekali lagi aku tegaskan,
Aku tidak kehilanganmu…
Tapi, lebih dari itu sebenarnya kamulah yang membutuhkanku…

Dhelandar
11 Juni 2019

Selasa, 19 Februari 2019

Kepertepukan Cinta Sahabatku

Saat mereka menjadikan rindu sebagai andalan untuk diluapkan dalam pertemuannya. Tapi bagimu, itu hanya sebatas rasa yang hanya bisa dinikmati sendirian…
Pada malam-malam panjang, kamu bayangkan betapa indahnya jika cintamu kepadanya mendapatkan balasan…
Andai tangan kalian bisa saling menemukan, berpegangan tangan, ada manisnya sapaan mesra. Hmm pasti lunas sudah semua perjuangan sahabatku itu…
Tapi, hidup harus terus berjalan dan anehnya kamu dengan ikhlas menjalani tanpa banyak keluhan…

Sahabatku…
Bagiku, tindakanmu sudah di luar akal sehat. Melihatmu kasmaran kepadanya yang tak ada ujungnya menyisakan tanda tanya besar dariku…
10 tahun lamanya kamu mengaguminya…
Dan aku hanya bisa menggelengkan kepalaku, sambil memberi pertanyaan kepadamu…

Sahabatku…
Bagiku, dirinya tak begitu tampan…
Bahkan untuk mencintaimu sepenuh hatipun jelas tak bisa ia lakukan…
“Apa yang membuatmu jatuh sedalam itu? Selama itu? Bahkan sampai kamu memiliki kekasihpun, kamu masih tetap mengaguminya.”

Hmmm…
Untuk jangka waktu yang tidak singkat dalam hidupmu, kamu pernah menjadi pemerhati media sosial nomor satu…
Sebesar itu perasaanmu, dirinya membalasnya dengan timpal datar yang mencipta sembilu…
Ini adalah cinta paling ajaib yang pernah kamu rasa…
Persetan dengan semuanya!
Tanpa perlu banyak alasan di baliknya, semua kekurangan dan tingkah lakunya membuatmu tak ingin berhenti jatuh cinta kepadanya…

Oh sahabatku…
Sekuat itukah hatimu?
Logikamu seakan hengkang, pergi, tak bisa di panggil kembali…
Setelah kamu kenal dengan kekasih baruku yang ternyata kekasihku teman terdekatnya dari seseorang yang kamu kagumi…
Kamu semakin bersemangat ingin bertemu dengannya…

Mari kita tilik lagi bersama…
Apa selama ini cintamu di balas dengan dirinya?
Kamu yang mencintai dan mengagumi tanpa syarat apapun, sesekali akan merasa hilang ingatan bahwa cinta bukan rasa untuk dinikmati sendirian…

Kamu yang sudah bertahun-tahun lamanya mengagumi tanpa adanya balasan, tapi tidak pernah membawa hasil yang signifikan…
Berhentilah mengaguminya,
Berterima kasihlah atas perasaan yang sudah membentukmu jadi dewasa…
Hargai dirimu sendiri, kekasihmu selama ini yang sudah terlalu lama menahan rahasia ini^^

Untukmu, 
Cinta pertamamu yang bertepuk sebelah tangan..

Rabu, 06 Februari 2019

Antara ketiga insan...

Mengapa kamu harus bersikeras mendapatkanku kalau jauh di dasar hatimu masih enggan melepasnya? Bukankah hatimu diciptakan hanya untuk satu buah nama?

Aku tahu…
Hatimu di ciptakan untuk satu buah nama…
Aku atau mungkin dia…
Entahlah,
Tapi bila harus memilih dia, aku akan meninggalkan segalanya agar kamu tetap bahagia dengannya…

Langkah kakimu yang mulai menjauh menjadi alasan mengapa aku memiliki pertanyaan semacam itu…
Jujur, aku tak ingin ketika rasa ini denganmu harus berakhir…
Aku ingin bebas mencintai dan dicintai…
Aku ingin bebas menemui dan ditemui…
Tanpa ada hadirnya sosok dia lagi…

Sayangku…
Tanpa khawatir, akan ada hati yang mungkin tersakiti ketika kamu selalu membahas tentang dia di hadapanku…
Sepertinya, kalau memang kebahagiaanmu tidak terletak digenggamanku ya aku lebih baik pergi…
Karena perlu kamu tahu, di dalam ingatanku kamu tidak pernah mati meski suatu waktu semesta akan merenggutmu dariku…
Tetap bersamaku atau bersamanya…
Pilih saja yang menurutmu masuk di akal dan nurani…
Jangan menyakiti dirimu sendiri dengan pilihanmu yang kamu anggap masih ragu…
Bila kamu memilihnya,
Percayalah…
Aku masih tetap disini , masih akan mencintaimu untuk waktu yang sangat lama…

Dhelandar…
06 Februari 2019

Tentang 2021

  2021 Terimakasih 2021, Sudah menghadirkan dia yang sekarang menjadi suamiku sejak Februari lalu. Suami yg menyebalkan tapi selalu meman...