Tanggalnya indah 08-08-2018
Tapi tak seindah seperti pengharapanku akhir-akhir ini…
Mungkin aku hanya wanita yang terlalu bersemangat…
Semangat kuliah, semangat jika berpergian ke suatu tempat yang menyejukkan, semangat berkerja juga apalagi kalo udah gajian semangat banget^^
Bahkan terlalu bersemangat untuk berinisiatif dalam menerima hal bodoh itu…
Namun dalam semangat itu, aku terlihat menyedihkan dalam niat dan usaha yang terlalu diremehkan…
Kau telah cukup baik memainkan peranmu yang selalu berdrama sebagai orang yang seakan-akan mempertahankan dan memperjuangkan ku…
Yang ku anggap bahkan teman-temanku anggap semuanya baik-baik saja…
Tapi sayang, anggapan ku bahkan mereka semuanya selama ini salah besar…
Kau terlalu pandai memainkan peranmu dan aku pun kalah sebelum berperang…
Saat semuanya tiba, saat keberanian itu muncul…
Saat dirimu mencoba untuk keluar dari rasa nyaman itu…
Sembari aku mencari kepastian atas apa yang aku yakini…
Kau mengatakan itu padaku…
Entah apa yang ku rasa saat itu, tapi yang lebih dominan adalah rasa takut…
Takut kecewa atas harapan yang kuyakini bahkan harapan yg sering kau yakinkan kepadaku…
Dan akhirnya ketakutan itu menjadi sebuah hal yang nyata di hadapanku…
Pagi itu,
Tempat dimana yang tidak terlalu jauh dari tempat yang kau pernah meninggalkan aku dulu…
Untuk yang kedua kalinya kau tinggalkan aku di bulan yang sama dengan tahun yang berbeda…
Iya Agustus…
Mungkin Agustus terlalu menyayangiku ^^
Pagi itu,
Aku mendengar semua perkataanmu..
Seakan membuatku ingin memutar waktu ke masa itu…
Tak ingin mendengarnya, itulah harapku saat itu…
Andai semuanya dulu tak seperti ini, andai kau tak meyakinkan diriku seberani dan selincah itu…
Aku pastikan, kecewa tidak akan menjadi nyata untuk ku saat ini…
1 pertanyaan ku yang masih terngiang-ngiang dipikiranku sampai saat ini..
Mengapa harus AKU ? bukan MEREKA ?
Mengapa harus AKU ?
Mengapa oyyyy? -_-
MAAF ?
Jangan kau pikir semudah itu…
Jangan kau pikir dengan kata maaf bisa merubah semuanya…
Aku tahu, banyak kebaikan yang kau lakukan untukku..
Tapi, terlalu amat sangat sakit kejahatan yang kau lakukan untukku…
Dan aku tak munafik…
Aku selalu mengingat kejahatanmu dibandingkan kebaikanmu itu…
Aku hanya manusia biasa yang sejatinya menyimpan dendam jika sakit hati yang aku rasakan belum tuntas…
Karena, perlu kau tahu…
Sedewasa-dewasanya manusia , pasti ada hal yang membuat dia terkadang seperti kekanak-kanakan…
Tapi tenang saja …
Aku tak sejahat seperti dirimu…
Karena kau perlu tahu juga,
“AKU BUKANLAH SEORANG PEDENDAM, TAPI AKU PENGINGAT YANG BAIK.”
Pengingat yang selalu percaya, tanpa harus aku mengotori tanganku untuk balas dendam?
Aku yakin, sesuatu yang kusebut karma atau hukum alam itu yang akan melukaimu di masa yang akan datang…
Jakarta, 08 Agustus 2018
Devi Wulandari