Kamis, 11 Desember 2014

Perpisahan Kita Karena Maut

Untukmu...
Seseorang yang telah menemani masa SMA ku selama 2 tahun...
"Angga Praditia Ahmad Rizki"


Masih sama seperti waktu silam…
Aku terbangun seperti biasa dan keadaan kamarku masih sama…
Tak ada yang berbeda disini…
Aku masih bernafas, jantungku masih berdetak, denyut nadiku masih bekerja dengan normal dan aku pun masih bisa untuk memeluk boneka kesayanganku…
Memang yang terlihat mengalir dan bergerak seperti biasa, tapi apakah yang terlihat oleh mata benar-benar sama dengan yang dirasakan oleh hati?
Masih disini, di kamarku…
Aku berjalan menuju sudut jendelaku…
Aku duduk di kursi meja belajarku sambil berusaha mengetik ini…
Terdiam, termangu sambil berfikir apa yang pantas aku tuangkan di depan layar terpaku ini…
Iya gejolak pikiranku tepat di dirimu…
Seketika aku mengingat dirimu…
Dan di detik ini pun aku memikirkanmu…
Kegelisahanku meningkat ketika aku memikirkanmu lagi…
Ketika aku memikirkan dirimu yang sekarang jauh disana dan tak akan pernah kembali lagi untuk ku…

Ada alasan yang menjelaskan kenapa aku harus membiarkan jemariku menari diatas laptop kesayanganku dan menuliskan semua tentang kamu…
Iya aku merindukanmu, bahkan sangat sangat merindukanmu…
Dibalik ketegaranku, tertawa ku selama ini. Kamu tahu? Aku diam diam masih mencintaimu…
Mustahil memang jika semua harus kembali seperti waktu silam…
Mungkin hanya kamu yang tahu entah sampai saat ini aku masih nyaman untuk menyendiri walaupun setelah kepergianmu ada beberapa makhluk mencoba mengetuk hatiku. Namun apa kau tahu? Aku masih tetap memikirkanmu.

Aku merasa sakit, merasa sedih jika mengingat semua impian kita yang tak bisa tergapai oleh kita.
Seharusnya aku tak perlu seperti itu.
Bagaimanapun dirimu, kamu hanya masa laluku.
Iya masa lalu indahku yang sangat sulit untuk aku lupakan.
Hidupku tak lagi sama, aku masih berjuang untuk melupakan sosokmu yang tak lagi terengkuh oleh pelukan.
Padahal aku masih jalani hari yang sama, aku masih menjadi diriku dan jiwa ragaku masih melekat dengan tubuhku.
Tapi masih ada yang kurang dan berbeda, yaa kesunyian. Kesunyian tanpamu. 

“aku sudah di depan rumahmu, coba kamu keluar” iya aku rindu kalimat itu darimu.
Aku merindukan disaat itu senyumku bercampur air mata bahagia.
Kejadian itu telah lalu, 6 bulan silam namun semuanya belum bisa di lupakan…
Karena penuh tuntutan yang harus diseimbangkan...

Tak pernah ku berfikir ini akan mudah, karena kita kini berjauhan karena ruang dan waktu yang memisahkan kita…
Tak ada yang punya jawaban pasti dan aku pun tak tahu harus bagaimana ?
Mendekatlah kepadaku sayang… dan bisa kau lihat wajahku, semua ini mencabikku...

Kamu mungkin menjadi kegilaanku yang kedua…
Setelah kegilaan pertama 3 tahun silam…
Ku akui kamu yang mampu mengobati kegilaanku yang pertama…
Setelah pertemuan pertama kita saat itu, rasanya wajahmu tak mau pergi dari pikiranku…
Iya aku memikirkan mu dan ku acuhkan sahabatmu itu…

Sudah 6 bulan kita tak bertemu…
Aku rindu tawamu, senyummu, marahmu, kecewamu terhadapku…
Aku masih ingat dan masih menyimpan pesan singkat yang kau kirimkan dulu saat kita setelah bertemu pertama kali…
Kau begitu romantis maka aku jatuh cinta padamu sampai saat ini kau telah tiada…

Ketika aku membuka mata dipagi hari , aku berharap hari-hariku berjalan seperti biasanya walaupun tanpamu…
Walaupun tanpa kamu yang selalu meramaikan gadget kesayanganku dengan sapaan manja yang membuatku semangat untuk melakukan aktivitas dipagi hari…
Dulu kamu memang mengerti dengan keadaan dan rutinitasku setiap hari, namun sekarang tak ada lagi yang berperan aktif dalam siang malamku…
Rasa ini sungguh sangat sulit di deskripsikan jika mengingat semua tentang dirimu…
Seseorang yang ku kenal didalam tubuhku kini telah pergi selamanya dari hidupku…

Aku benci pada perpisahan…
Aku tahu, dimana ada pertemuan pasti berujung perpisahan..
Tapi, kau tahu? cinta adalah lingkaran yang tak berujung.
Akan ada mutiara yang bertebaran dipelupuk mata ketika hati menyadari akan arti dari sebuah perpisahan.
Dan perpisahan pada peristiwa itu sangat sulit aku ikhlaskan…

Ku tahu itu tak bisa kembali…
Ku tahu itu selamanya pergi…
Tapi entang mengapa dalam perpisahan ini harus ada yang sakit dan terluka?
Sementara yang lain biasa saja dan bahagia melihatku seperti ini?
Iya mereka yang bahagia, mereka yang tidak suka dengan hubungan kita disaat dulu kita masih bersama…
Diri ini seperti kehilangan kaki…
Tak mau beranjak tak tahu arah pergi…
Tak banyak yang kau lakukan selain mengikhlaskan dan perlahan tidak memikirkan semua tentangmu…
Kehilangan yang aku rasakan, kini telah menjadi candu yang kunikmati sakitnya…

Sejenak ku ingat masa lalu…
Begitu indah kenangan manis kita…
Bukankah kenangan cinta itu tak bisa dilupakan?
Apalagi, kenangan cinta yang indah yang berakhir bukan karna orang lain melainkan terpisah oleh maut..
Sungguh tak semudah membalikkan telapak tangan…
Ribuan kenangan kini terbuang sia sia..
Semua harapan berujung kepahitan…
Bagaimana mungkin?
Seseorang yang dulu bisa ku sentuh, sekarang aku tak bisa menyentuhnya lagi..
Jangankan menyentuh, melihat pun tak bisa.
Bagaimana mungkin?
Kesetiaan cinta berakhir seperti ini?
Bagaimana mungkin?
Hati ini dapat menemukan cinta yang baru?
Jika perasaan ini tak bisa pudar dari relung hati ini…
Kau telah menemukan jalanmu, dan akupun harus mengikuti jalanku sendiri…
Dan akhir dari perpisahan kita di dunia adalah awal dimana kau akan melanjutkan hidupmu yang sebenarnya…
Biarlah Tuhan yang menyimpan kemungkinan yang terjadi untukku…
Aku percaya perpisahan ini untuk membaikkan diriku dan dirimu…
Dan aku yakin rencana Tuhan pasti lebih baik dari rencana umatNya…

Tentang 2021

  2021 Terimakasih 2021, Sudah menghadirkan dia yang sekarang menjadi suamiku sejak Februari lalu. Suami yg menyebalkan tapi selalu meman...